Memotret Indahnya Pantai Natsepa

Tahukah Anda bahwa pantai yang indah tak hanya ada di Bali ataupun Lombok. Ya karena ternyata, di ujung bagian Indonesia yang lain, tepatnya di Ambon, ada juga pantai nan indah : inilah Pantai Natsepa.  Wah pemandangan yang indah sangat sayang untuk dilewatkan ya, nah memotret setiap sudut pantai ini,  adalah  pilihan yang tepat.     
Seperti yang dilakukan oleh pimpinan kursus foto, Surabaya School of Photography, Pak Singgih Tamadi. Februari tahun lalu, Beliau berkesempatan memberi pelatihan fotografi teknik bagi beberapa karyawan PLN Maluku. Maka dipilihlah pantai Natsepa sebagai lokasi praktek pemotretan.
Sebagi pantai yang ternama dan merupakan objek wisata andalan di Ambon, maka  akses yang dibutuhkan untuk menuju pantai itu sangatlah mudah. Dari pusat kota Ambon, Anda akan menghabiskan sekitar 20 menit dengan kendaraan bermotor (jika tak ada kendaraan pribadi, banyak angkutan umum tersedia yang dinamakan otto). Selanjutnya, Anda akan tiba di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Ya di wilayah inilah, berdiri pantai nan indah dengan hamparan luas pantai sekitar 18 kilometer.
Setibanya disana, tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk membeli tiket masuk. Untuk hari biasa, cukup Rp.2.000 per orang. Super murah ya !
Pertama menginjakkan kaki di pintu masuk pantai ini, Anda akan langsung disuguhi hamparan air pantai nan tenang, dikelilingi tetumbuhan hijau yang rindang, dipayungi langit biru dan gumpalan-gumpalan awan putih. Sesekali pandangan mata Anda akan diisi dengan lalu lalang perahu layar,  yang sesekali  melintas memecah ketenangan air pantai.  Nah deskripsi pemandangan itu, jika dipotret dengan teknik foto yang tepat, pasti  menghasilkan foto digital indah seperti ini :


Rasanya segera ingin menjelajah pantai natsepa lebih dalam lagi ya. Benar saja, karena keindahan lain akan ditemui :  hamparan pasir pantai yang putih akan menyambut Anda, tumbuhan bakau dan pohon kelapa, menjulur subur di sekeliling pantai, menjadi framing foto yang artistik.
Bahkan air pantainya pun menjadi objek foto digital yang mengagumkan : ada warna biru tua yang bercampur biru muda. Hmm gradasi yang apiki !
Awan pantai natsepa juga sangat indah lho : bergelembung putih tebal bak kapas yang menempel di langit biru nan cerah.
Tak salah jika Pak Singgih mengabadikan “lukisan” Tuhan itu, dalam foto digital berikut :

Nah seperti cara-cara yang diterapkan dalam kelas kursus foto Surabaya School of Photography pada  umumnya, maka saat itupun para peserta pelatihan, harus bisa memadukan objek foto yang diam (benda mati) dengan objek bergerak dalam hal ini manusia. Maka dihadirkanlah seorang model cantik untuk menjadi model pemotretan.
Beberapa peserta nampak semangat mengelilingi model berkaus putih, yang berpose dengan alas batu kokoh, dibawah juntaian ranting pohon. Mereka unjuk gigi mengeluarkan kemampuan teknik foto,  yang sebelumnya sudah diajarkan oleh Pak Singgih. Para peserta nampak asyik dan sesekali mengarahkan Sang model, untuk berpose sesuai angle yang dipilih masing-masing peserta.

Lokasi foto yang outdoor dan kaya cahaya seperti saat itu, memang menantang kemampuan teknik foto para peserta, dalam hal pengaturan pencahayaan kamera. Karena jika salah atur, maka hasil foto digital akan sangat terang dan otomatis jelek.
Nah biar terasa aura pantainya, maka harus ada foto yang berlatar pemandangan pantai. Maka diarahkanlah Sang model, untuk berpose dengan latar belakang hamparan pasir putih pantai dan  dedaunan yang hijau sebagai framing nya,  jangan lewatkan langit biru dan ombak landai khas pantai Natsepa. Agar keseluruhan view itu terabadikan sempurna, pakailah teknik foto low angle. Dengan begitu, objek model dan objek pantai bisa terbidik bersama secara utuh dan sempurna. Seperti berikut,

Eh  ternyata tak hanya pantainya yang enak dipandang lho, karena kuliner disitu juga enak dirasa. Seperti yang satu ini : rujak natsepa.
Di tengah suasana pantai yang terik, makan rujak buah natsepa memang menyegarkan. Hmmm...

Sepintas rujak natsepa memang mirip rujak buah pada umumnya, namun tetap ada yang berbeda hingga membuatnya jadi primadona. Apanya ya yang berbeda ?
Rujak ini terdiri dari buah-buahan diantaranya :  kedondong, jambu air, pepaya, bengkuang, nanas, apel, mangga muda, belimbing, melon dan semangka. Semua buah itu diiris kecil dan dicampur dalam bumbu.
Nah ini nih yang membedakan yakni bumbunya. Bumbu rujak natsepa berbahan kacang yang diuleg kasar. Kacangnya bukan sembarang kacang, namun menggunakan kacang goreng, yang digoreng dengan tingkat kematangan tertentu hingga menghasilkan bumbu kacang yang maknyus. Selain itu, rujak ini juga tidak menggunakan air sebagai kuahnya melainkan buah belimbing asam atau tomi – tomi. Dipilih belimbing / tomi-tomi agar bumbu rujak tidak cair dan memiliki kekentalan yang khas. Tingkat kepedasannya pun bisa disesuaikan kok, bisa pedas, sedang ataupun tak pedas.
Selain rujak, ada juga kerang rebus atau ikan bakar yang siap menemani Anda berwisata kuliner di Pantai Natsepa.
Berniat bermalam di sekitar pantai dan merasakan asrinya pemandangan sekitar ? Jika ya, Anda bisa menyewa cottage / penginapan yang bertebaran di sekitar lokasi pantai. Dari penginapan yang ekonomis hingga eksklusif tersedia disana. Dengan pemandangan kolam renang juga pepohonan hijau yang rindang, dilengkapi kontribusi oksigen alami yang segar menyehatkan. Semua itu siap menyambut dan menemani setiap detik waktu instirahat Anda di Ambon.

Nah tunggu apalagi, siapkan kemampuan fotografi teknik terbaik yang Anda miliki, siapakan pula kamera dan strategi teknik foto. Jangan lupakan bekal yang cukup ya. Ayo berangkat untuk memotret indahnya pantai Natsepa dan merasakan kelezatan rujaknya. (car)