Pilih Mana ? Belajar Fotografi Otodidak VS Ikut Kursus
Anda tertarik belajar fotografi ? Jika ya, mana yang lebih Anda pilih antara belajar secara otodidak atau ikut kursus foto ? Nah sebelum Anda memutuskan, ada baiknya Anda selesaikan membaca artikel berikut. Agar Anda mendapat pencerahan dan tak salah langkah.
Sebenarnya sih tidak ada yang salah atas dua pilihan diatas. Namun tiap pilihan pasti punya kelebihan dan kekurangan. Apa saja itu ?
Ada enam poin yang bisa Anda jadikan pertimbangan mau ikut kursus foto atau belajar otodidak, dintaranya :
1. Fasilitas.
Kursus foto : Mengikuti kursus foto di lembaga yang berkredibilitas baik, Anda dijamin mendapatkan fasilitas terbaik. Semisal, piranti fotografi yang mumpuni dan sarana prasarana praktek fotografi teknik yang menunjang.
Semisal ada materi teknik foto indoor, oleh lembaga kursus foto tersebut akan difasilitasi. Seperti yang ada di kursus foto Surabaya School Of Photography, akan diagendakan untuk mengunjungi beberapa objek foto indoor.
Ada juga sesi pemotretan dengan model. Jadi Anda diminta untuk mengarahkan model berpose dengan angle dan teknik foto yang Anda pilih.
Begitu juga jika saatnya praktek fotografi outdoor, Anda pun akan difasilitasi untuk bepergian ke objek wisata alam ataupun tempat outdoor lain yang menarik untuk difoto.
Jika dalam setiap proses belajar itu Anda membutuhkan piranti tambahan semisal tripod, flash dan lainnya, kursus foto yang berpengalaman, sudah menyiapkan itu semua. Anda tinggal terima beres saja.
Otodidak : otomatis mau tidak mau, Anda harus berupaya sendiri mencari objek-objek foto yang akan jadi ajang pemotretan. Mencari model sendiri, membeli dan menyiapkan piranti penunjang fotografi sendiri. Ya harus mandiri. Kecuali jika Anda ikut komunitas fotografi, yang anggotanya aktif berkomunikasi dan saling membantu.
2. Mentor.
Kursus foto : Anda akan mendapatkan pengarahan langsung dari tenaga pengajar (mentor) berpengalaman, yang hampir selalu berprofesi sebagai fotografer profesional.
Otodidak : dalam hal ini, mentor Anda adalah Anda sendiri. Ya dengan seringnya praktek fotografi, otomatis Anda akan belajar dari kesalahan dan mengenali kekurangan juga kelebihan Anda sendiri. Beruntung jika Anda punya teman atau sesama anggota komunitas foto yang ilmu dan jam terbangnya lebih mumpuni, jadi bisa Anda jadikan mentor non tetap.
3. Kualitas mentor
Kursus foto : Dengan jam terbang yang mumpuni dimiliki oleh Sang pengajar, menguntungkan Anda untuk bisa berkonsultasi apapun tentang fotografi. Sebuah kursus foto yang kredibel, menyediakan mentor yang berkualitas, berpengalaman sebagai fotografer dan yang pasti berpengalaman mengajar ilmu fotografi teknik, juga para mentor itu berlisensi pengajar.
Otodidak : Anda sendiri yang akan menentukan. Maksudnya, kan mentor fotografi secara otodidak itu didapat dari teman sesama pecinta fotografi ataupun anggota komunitas fotografi, senior lain yang Anda kenal dalam bidang fotografi. Nah otomatis, mau berguru pada siapa dan bagaimana kepiawaian mereka para calon mentor non tetap Anda itu, yang tahu kualitasnya ya Anda sendiri. Semakin banyak teman sesama pecinta fotografi, maka ilmu yang didapat juga makin banyak dan pastinya mentor Anda pun makin banyak.
4. Porsi materi fotografi.
Kursus foto : Disini Anda akan mendapatkan porsi materi teori dan praktek yang pas. Karena kebanyakan kursus foto kerap memberlakukan menu (paket) materi kursus semacam kurikulum, bagi para siswanya. Jadi apa yang Anda pelajari bisa terencana dengan baik dan bertahap mulai dari tingkat dasar hingga yang lanjutan, mulai dari yang mudah hingga yang agak susah. Sebaiknya pilihlah kursus foto yang memberikan jam praktek fotografi teknik lebih banyak dibanding teorinya.
Otodidak : materi yang berlaku > apa yang Anda pelajari, ya apa yang Anda temui saat itu. Sehingga apa yang Anda pelajari, tidak terstruktur, akibatnya bisa membingungkan bagi Anda yang kurang paham fotografi. Jika Anda memutuskan untuk otodidak, kuncinya > banyak-banyaklah praktek foto, membaca buku teknik foto, bertanya pada senior-senior, sering mengasah kemampuan lewat ajang lomba fotografi.
5. Jam terbang
Kursus foto : Jam praktek memang dibuat lebih banyak, supaya para siswanya kaya pengalaman / jam terbang fotografi. Apalagi saat berpraktek, akan selalu didampingi Sang mentor. Jadi kalau ada yang mau didiskusikan, bisa saat itu juga.
Otodidak : Bergantung kemauan Anda. Mau sering-sering praktek berarti jam terbang Anda makin banyak dan pengalaman pun makin kaya. Namun jika malas praktek, yang terjadi justru sebaliknya. Sayangnya, teman-teman Anda sesama pecinta fotografi kan tidak bisa selalu menemani, jadi saat ada kesulitan atau mau diskusi tentang pengalaman saat praktek foto itu, tidak ada teman sharing.
6. Lisensi
Kursus foto : Sebuah kursus foto yang berkualitas baik, sudah pasti berlisensi dan terdaftar di dinas pendidikan setempat. Sehingga bagi setiap siswa yang telah menyelesaikan kursusnya, tak hanya pulang membawa ilmu, namun juga membawa pengakuan lisensi sah berupa ijasah. Ijasah tak sekedar pengakuan eksistensi lho, namun bermanfaat juga kelak jika Anda ingin menggunakan kemampuan fotografi dan bukti otentik itu sebagai modal kerja di dunia fotografi. Semisal mau buka studio foto ataupun jadi fotografer profesional. Dengan adanya ijasah, bisa makin meyakinkan.
Otodidak : Anda hanya akan mendapatkan ijasah jika setelah otodidak lalu menfatar di kursus foto. Heeheheh.
Semoga penjelasan singkat diatas, bermanfaat ya bagi Anda semua. Apapun pilihannya, yang penting harus selalu semangat. Karena fotografi itu luas, tak hanya soal teknik foto. Jadi bijaklah memilih. Selamat belajar. (car)